Saturday, June 1, 2013

LAPORAN EKSTRAKSI PELARUT PADAT-CAIR


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak campur menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan dimana tujuan primer bukan analitis namun preparatif, ektraksi pelarut merupakan suatu langkah penting dalam urutan menuju ke suatu produk murni itu dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan peralatan yang rumit namun seringkali diperlukan hanya sebuah corong pisah. Seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit, pemisahan ektraksi biasanya bersih dalam arti tak ada analog kopresipitasi dengan suatu sistem yang terjadi (Day dan Underwood, 1986, hal: 461)
        Di antara berbagai metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan `perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk preparative, pemurnian, pemisahan dan analisis kemudian berkembang metode yang baik, sederhana dan cepat. Berdasarkan penjabaran di atas maka untuk memperdalam pengetahuan tentang  teknik ekstraksi minyak dari kelapa dengan kloroform dengan menggunakan ekstraksi soxhletasi maka dilakukanlah percobaan ekstraksi pelarut padat cair (Khopkar, 2008, hal: 90).
 
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah:
1.        Bagaimana mengenal cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet ?
2.        Berapa kadar lemak dalam sampel kelapa dengan metode ekstraksi soxhlet ?

C.    Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1.        Mengenal cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet.
2.        Menghitung kadar lemak dalam sampel kemiri dengan metode ekstraksi soxhlet.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Tinjauan tentang Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Klasifikasi ilmiah dari kelapa adalah sebagai berikut:
Kingdom         :           Plantae
Subkingdom    :           Tracheobionta
Superdivisi      :           Spermatophyta
Divisi               :           Magnoliophyta
Kelas               :           Liliopsida
Subkelas          :           Arecidae
Ordo                :           Arecales
Famili              :           Arecaceae
Genus              :           Cocos
Spesies             :           Cocos nucifera
         Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea, terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, melindungi bagian endokarp yang keras dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua, embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (“Kelapa”, 2012).

B.      
Tinjauan tentang Lemak
Lemak merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon (-CH2-CH2-CH2-) maka lemak mempunyai sifat hidrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter, kloroform, atau benzol. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (“Lemak”, 2012).
      Lemak hewan umunya berupa zat padat pada suhu ruangan sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur yang tinggi mengandung asam lemak jenuh sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. Di samping itu dapat pula terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak (Poedjiadi, 2009, hal: 61-62).

C.  Tinjauan tentang Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. (“Ekstraksi”, 2012).
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fase cair yang tidak saling bercampur tersebut. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk
pemisahan secara tepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dipakai untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organic, biokimia dan anorganik di laboratorium. Alat yang yang digunakan dapat berupa corong pisah (paling sederhana), alat ekstraksi Soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat “Counter Current Craig”. Secara umum, ekstraksi ialah proses penarikan keluar suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi adalah memisahkan suatu komponen dan campurannya menggunakan pelarut (Alimin, Idris dan Yunus, 2007, hal: 51).
Beberapa cara dapat mengklasifikasikan sistem ekstraksi. Cara klasik adalah mengklasifikasikan berdasarkan sifat yang zat yang diekstraksi, sebagai khelat atau sistem ion berasosiasi. Akan tetapi klasifikasi sekarang didasarkan pada hal yang lebih ilmiah yaitu proses ekstraksi. Bila ekstraksi ion logam berlangsung, maka proses ekstraksi berlangsung dengan mekanisme tertentu. Berarti jika ekstraksi berlangsung melalui pembentukan khelat atau struktur cincin, ekstraksi dapat diklasifikasikan sebagai ekstraksi khelat. Misalkan melalui ekstraksi uranium dengan 8-hidroksikuinilin pada kloroform atau ekstraksi besi dengan cupferron pada pelarut karbon tetraklorida. Golongan ekstraksi berikutnya dikenal sebagai ekstraksi melalui solvasi sebab spesies ekstraksi di solvasi ke fase organik. Contoh dari golongan ini adalah ekstraksi besi (III) dari asam hidroklorida dengan dietileter atau ekstraksi uranium dari media asam nitrat dengan tributilfosfat. Kedua ekstraksi dimungkinkan akibat solvasi spesies logam ke fase organik. Golongan ekstraksi ketiga adalah proses yang melibatkan pembentukan pasangan ion (Khopkar, 2008, Hal : 91).
         Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang diinginkan akan berakhir dalam satu pelarut dan semua zat penganggu dalam pelarut yang lain. Transfer semua zat semua zat atau tidak sama sekali dari pelarut satu ke pelarut yang lain merupakan hal yang langka dan kemungkinan  menemukan bahwa campuran zat-zat yang memiliki sedikit perbedaan untuk  beralih dari satu pelarut ke pelarut lain. Jadi transfer  tidaklah menimbulkan pemisahan yang bersih. Dalam hal ini harus mempertimbangkan cara terbaik untuk menggabung sejumlah pemisahan parsial yang berurutan sampai akhirnya mencapai derajat kemurnian yang diinginkan ( Day dan Underwood, 1986, hal: 472).
Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas (Riskaauliarahma, 2012)

BAB III
METODE PERCOBAAN
A.      Waktu dan Tempat
            Hari/tanggal : Senin/ 30 April 2012
Pukul            : 14.00 – 16. 30 WITA
Tempat       : Laboratorium Kimia Analitik Universitas Islam Negeri  (UIN) Alauddin Makassar

B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah rangkaian soxhlet (labu alas bulat, baskom, aerator thimbel dan kondensor), rangkaian alat destilasi (labu destilasi, kondensor, kompor listrik, steel head, termometer, Erlenmeyer, receive adaptor, statik dan klem), neraca analitik, gelas kimia dan botol semprot.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aluminium foil, aquadest (H2O), benang, kapas, kelapa (Coconus nucifera ), kertas saring dan kloroform (CHCl3).

C.      Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
1.      Menghaluskan sampel kelapa dan menimbang  kelapa halus 31,4 gram.
2.     
Membuat filter dari kertas saring, kemudian pada bagian bawah dialas dengan kapas, kemudian memasukkan kelapa halus dan metutup kertas saring.
3.     
Mengikat  kertas saring dengan benang supaya sampel tidak terbuka pada proses ekstraksi.
4.      Menimbang volume kosong labu alas bulat.
5.      Memasukkan kloroform ke dalam labu alas bulat, menimbang volumenya.
6.      Memasukkan sampel kelapa ke dalam slonsong dan menahannya dengan penutup labu.
7.      Membuat rangkaian soxlet
8.      Mengekstraksi kelapa dengan kloroform selama ±2 jam atau paling sedikit 5 kali sirkulasi
9.      Menimbang hasil ekstraksi dalam labu alas bulat.
10.  Menghitung kadar minyak kelapa.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.       Hasil Pengamatan
1.      Gambar Ekstraksi Soxhlet












a)      Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.
b)      Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
c)     
Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
d)    
Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus
e)      Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
f)       Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan
2.      Analisis Data
     Bobot cawan                                        = 45,5 gram
Bobot cawan + sampel                         = 95,9 gram
Selisih sampel                                       = 64,5 gram
Bobot sampel (kelapa)                          =  95,9 gram – 64,5 gram
                                                             = 31,4 gram
Bobot minyak                                       = 23,28 gram
                                                               
Kadar minyak                                       =  Bobot minyak  x 100 %
                                                                            Bobot sampel

                                                                        =     23,28 gram   x 100 %
                                                                                 31,4 gram
                                                                       
                                                                        =  0,7414 x 100 %
           
                                                                        = 74,14  %

B.       Pembahasan
Dasar teori ekstraksi padat-cair digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat pada padatan menggunakan pelarut organik.  Ekstraksi soxhlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan pengotor-pengotornya tidak larut dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan dan yang dipisahkan  berbentuk padatan.
       Sebagian besar senyawa kimia berada dalam keadaan bercampur dengan senyawa lain atau keadaan tidak murni. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni, sehingga perlu dilakukan pemisahan. Jika komponen terlarut sangat sedikit larut atau disebabkan oleh bentuknya sehingga proses pelarutan sangat lambat, maka perlu dilakukan pemisahan, diantaranya menggunakan ekstraksi. Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Pada percobaan ini digunakan metode ekstraksi soxhlet. Prinsip kerja metode alat ini adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara ditempatkan dalam selonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyaringan dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyaring yang jatuh ke dalam selonsong menyaring zat aktif dan jika cairan penyaring telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
Pada percobaan ini digunakan sampel kelapa dan kloroform untuk menentukan kadar minyak yang terkandung di dalam kelapa tersebut. Banyak sampel kelapa  yang diinginkan yaitu 31,4 gram ditimbang pada neraca analitik  atau neraca digital yang kemudian dimasukkan ke dalam filter. Filter adalah salah satu bagian dari rangkaian soxhlet. Cara memasukkan sampel yaitu dengan menyimpan sampel diatas kertas saring kemudian dgulung dan diikat dengan benang yang berwarna putih. Tujuan diikat dengan benang untuk mengeratkan gulungan kertasa saring yang berisi sampel. Kloroform dimasukkan kedalam labu alas bulat, 2/3 banyaknya kloroform pada labu alas bulat. Kloroform merupakan larutan yang mudah menguap dan merupakan pelarut organik yang baik,  kemudian di rangkaikan dengan ekstraksi soxhlet dan dilakukan 5 sirkulasi. Setelah   sirkulasi selesai minyak kemiri bergabung dengan kloroform dalam labu alas bulat. Dan diperoleh kadar lemak dari kelapa yaitu 74,14 %. Ini artinya dalam 31,4 gram sampel kelapa terdapat 74,14 % minyak yang terkandung di dalam kelapa tersebut. Hasil percobaan  ini sesuai dengan teori karena menurut literatur kandungan minyak pada kelapa yang masih muda mengandung minyak sebesar 26,67% sedangkan kelapa yang digunakan pada percobaaan ini adalah kelapa yang tua, tentu saja kandungan minyaknya 3x lebih banyak dengan kandungan minyak pada kelapa mudah sehingga percobaan ini dapat dikatakan berhasil.
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu :
1.        Pemisahan lemak dari sampel kelapa dilakukan dengan metode ekstraksi soxhletasi selama 5 kali sirkulasi.
2.        Kadar lemak yang terkandung pada kelapa yaitu 74.04 %.

B.     Saran
        Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya untuk percobaan selanjutnya digunakan sampel kacang tanah agar dapat diketahui perbandingan kadar lemak dari masing-masing sampel tersebut.












DAFTAR PUSTAKA
Alimin, Muh. Yunus, Irfan Idris. Kimia Analitik. Makassar. Alauddin Press: 2007
Day, R.A dan Underwood, Al. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. 1986

Ekstraksi Soxhletasi”. https://rizkaauliarahma.wordpress.com/2012/01/08/asda/. 2012   (2 Mei 2012)
“Kelapa”. Wikipedia the encyclopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa. 2012 (2       Mei 2012) 
Khopkar S.M. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta. Universitas Indonesia (UI): 2008        
“Lemak”. Wikipedia the encyclopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak. 2012 (2       Mei 2012)          
Poedjiadi, Anna. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta. Universitas Indonesia (UI): 2009
“Proses Pemisahan”. Wikipedia the Encyclopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Proses pemisahan.  2012 (2 Mei 2012)






LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap paktikum Dasar-dasar Pemisahan Kimia dengan judul
 “ Ekstraksi Pelarut Padat Cair “ disusun oleh :
Nama        : Abdul Rahman Arif
NIM          : 60500110002
Kelompok : I (Satu)
telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh koordinator asisten/asisten dan dinyatakan
diterima.

Samata,  Mei 2012
                                                                                                                 
Koordinator Asisten,                                                                               Asisten,
                                                                                               

( Wahyuni S.Si )                                                                        ( Fitria Azis S.Si. S.Pd )

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

( Dra. Sitti Chadijah M. Si )
                                               Nip : 19680216 199903 2001



No comments:

Post a Comment