LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan lengkap paktikum Kimia
Anorganik dengan judul “ Halogen ” disusun
oleh
:
Nama : Abdul Rahman Arif
NIM : 60500110002
Kelompok : II (Dua)
telah
diperiksa dan dikonsultasikan oleh koordinator asisten/asisten dan dinyatakan
diterima.
Samata, Juni 2012
Koordinator
Asisten
Asisten
(
St. Sulaeha S.Si ) ( Akhwani Mutiara Dewi )
Mengetahui
Dosen
Penanggung Jawab
(
Syamsidar HS. S.T, M. Si )
NIP
: 19760330 200912 2 002
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Golongan halogen adalah
kelompok unsur-unsur yang sangat kontras terhadap golongan alkali. Alkali
adalah kelompok logam yang sangat reaktif dan elektropositif sedangkan halogen
adalah kelompok nonlogam yang sangat reaktif dan elektronegatif. Paling reaktif
untuk alkali terdapat pada unsur paling bawah sedangkan untuk halogen terdapat
pada unsure paling atas dari golongannya dalam sistem periodik unsur
(Sugiyarto, 2004, hal: 234).
Unsur-unsur halogen yang terletak pada golongan VIIA merupakan
unsur yang sangat reaktif dengan electron valensi ns2 np5 sehingga
hanya butuh 1 elektron untuk membentuk konfigurasi stabil seperti halnya gas
mulia. Kereaktifan unsur halogen memungkinkan berbagai senyawa
seperti senyawa alkil halida (gugus alkil dan halogen),
senyawa oksihalogen
(asam oksi dan halogen), senyawa ion (logam golongan IA dan IIA) dan senyawa antar halogen (Saito, 2012).
Penemuan
unsur-unsur halogen selalu membawa perbaikan-perbaikan dalam ilmu pengetahuan
kimia. Sebagai contoh, penemuan gas hijau
klorin dari senyawa asamnya hidroklorida oleh Scheele pada tahun 1774
membawa konsekuensi pembaruan definisi asam yang pada mulanya dipahami sebagai
senyawa yang mengandung oksigen (Sugiyarto, 2004, hal: 234).
Berdasarkan penjabaran di atas maka
untuk mengetahui lebih mendalam tentang sifaf-sifaf unsur-unsur yang ada pada
golongan halogen maka dilakukanlah percobaan tentang halogen.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari percobaan ini adalah adalah
bagaimana sifat fisik dan kima senyawa halogen dengan metode fluoresein dan
garam halida.
C.
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah ialah
untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia senyawa halogen dengan metode
fluoresein dan garam halida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Halogen
adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan 17
dalam tabel sistem periodik unsur yang mempunyai elektron valensi 7 pada
subkulit ns²np⁵.
Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis
dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya pembentuk garam karena unsur-unsur
tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan
unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Secara
alamiah bentuk molekulnya diatomic, ntuk mencapai keadaan stabil atom-atom ini
cenderung menerima satu elektron dari atom lain atau dengan
menggunakan pasangan elektron secara bersama hingga membentuk
ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan
membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan
garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Halogen digolongkan sebagai
pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk ion negatif. Selain
itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-unsurnya memiliki
konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5 (Sam, 2012).
Dalam kondisi SATP, fluorin berupa gas tidak
berwarna, klorin berupa gas hijau pucat, bromine berupa cairan minyak merah
coklat dan iodine berupa padatan hitam metalik. Titik leleh dan titik didih
molekul diatomic halogen naik secara perlahan dan hal ini berkaitan dengan
sifaf polarisabilitas molekul-molekul yang bersangkutan. Sifaf polarisabbilitas
molekul diatomic halogen naik secara perlahan dengan naiknya nomor atom, hal
ini disebabkan oleh naiknya jari-jari atau volume atom dan jumlah total
elektron sehingga posisi elektron makin mudah terdistribusi secara tak homogen
disepanjang waktunya. Dengan demikian berakibat naiknya gaya disperse atau gaya
London dan pada gilirannya mengakibatkan naiknya titik leleh dan titik didih
molekul yang bersangkutan ( Sugiyarto, 2004, hal: 234).
- Semua unsur halogen dapat membentuk senyawa dengan penarikan satu elektron dari luar maupun secara kovalen.
- Umumnya unsur-unsur halogen memiliki tingkat oksidasi -1, namun demikian halogen dapat pula memiliki tingkat oksidasi +1, +3, +5 dan +7 kecuali flourin.
- Semua unsur halogen merupakan oksidator yang sangat kuat. Kekuatan oksidator ini berkurang dari fluorin ke iodin.
- Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan semua unsur logam dan beberapa unsur non logam. Fluorin merupakan unsur yang paling reaktif dan kereaktifannya berkurang untuk unsur-unsur halogen yang lain sesuai dengan kenaikan nomor atom.
- Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam halida (HX).
- Kecuali fluorin, semua unsur halogen dapat membentuk asam oksi dengan rumus HXO, HXO₂, HXO₃ dan HXO4 yang disebut sebagai asam hipohalit, asam halit, asam halat dan asam perhalat.
- Unsur-unsur halogen dapat pula bergabung dengan sesama unsur halogen membenuk senyawa antar halogen.
Fluorin
merupakan salah satu unsur halogen berbentuk gas (non logam) yang sangat
reaktif, beracun, korosif, berbau menyengat dan tidak enak serta berwarna
kuning kehijau-hijauan, karena merupakan unsur yang reaktif, maka fluorin depat
membentuk beberapa jenis senyawa seperti hidrogen fluorid, natrium fluorid dan
lain-lain. Dalam bentuk klorofluorokarbon (CFC) dapat digunakan sebagai Freon
yang terdapat pada aerosol spray dan sebagai refrigerant. Fluor digunakan dalam industri minyak pelumas.
Fluor memiliki massa atom 18,99840 sma, jari-jari 0,57 Å dengan titik didih
85,0 K. Klorin yang sangat penting dalam industri kimia anorganik, dihasilkan
bersama dengan natrium hidroksida. Gas klorin berbau busuk (tidak enak) dan
dalam jumlah yang besar gas ini cukup berbahaya bagi manusia, sebagai contoh
gas ini digunakan sebagai racun pada perang dunia. Klorin merupakan salah satu
unsur yang reaktif memiliki massa atom 35,4527 sma, jari-jari 0,97 Å dan
memiliki titik didih 239,16 K, digunakan sebagai pembunuh kuman dalam air dan larutan
klorin dapat pula digunakan sebagai pemutih (Svehla, 1985, hal: 274).
Bromin merupakan unsur halogen yang beracun
dan mudah menguap untuk membentuk molekul gas diatomik. Cairan bromin dapat
menimbulka luka apabila kontak langsung dengan kulit dan luka tersebut sembuh
dalam jangka yang lama. Bromin dapat larut dalam air dan sangat larut dalam
pelarut-pelarut organik seperti alkohol, eter, kloroform dan karbon disulfide.
Selain itu juga bromin dapat membentuk senyawa-senyawa seperti HBr, HOBr dan
beberapa senyawa lainnya. Di alam bromin tidak terdapat dalam bentuk unsur
bebas tetapi ditemukan dalam senyawa-senyawa bromida. Bromin memiliki sifat
fisik yaiitu, jari-jari atom Br 1,12 Å, masa atom 79,904 sma dan memiliki titik
didih 331,85 K. Bromin digunakan untuk bahan obat celup dan untuk membuat
senyawa dibromoetana yang digunakan sebagai bahan baku zat anti ketukan pada
bensin bertimbal. Iodin berupa padatan ungu kehitaman, cepat menyublin pada
suhu kamar serta memberikan uap berwarna ungu. Iodin mempunyai sifat seperti metal
dan senyawa iodin sangat penting dalam bidang kimia organik dan kesehatan. Iod
terdapat sebagai ioda dalam air laut dan sebagai iodat dalam garam Chili. Iodin
mempunyai massa atom 126,045 sma, jari-jari atomnya 1,2 Å dan memiliki titik
didih 457,5 K (Svehla, 1985, hal: 286).
Begitu banyak cara untuk menggolongkan halida
karena terdapat berbagai jenis halida. Halida biner bisa membentuk tatanan
tidak terhingga dari molekul-molekul sederhana atau kompleks. Bagi senyawa
ionik beberapa jenis kisi yang biasa dijadikan. Ada empat cara pembuatan halida
yaitu interaksi langsung unsur-unsur dengan halogen, dehidrasi dari halida
terhidrat, perlakuan oksida dengan senyawa halogen lain dan pertukaran halogen.
Kebanyakan unsur elektronegatif dan logam dalam tingkat oksidasi tinggi membentuk
halida molekular. Zat ini adalah gas, cairan atau padatan mudah menguap dengan
molekul-molekul yang hanya saling diikat oleh gaya Van Der Waals. Mungkin
terdapat korelasi kasar antara menaikkannya derajat kovalen logam halogen dan
menaikkannya kecenderungan pembentukan senyawa molekular. Jadi molekular
kadang-kadang juga disebut halida kovalen. Penamaan molekular lebih disukai
karena menyatakan faktanya (Halogen dan Halida, 2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
1.
Waktu
Hari /tanggal : Kamis/31 Mei 2012
Pukul : 13.30 – 16.30 WITA
2.
Tempat
Laboratorium Kimia Anorganik
Lantai I Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Alauddin Makassar
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Botol
semprot 1
buah
b.
Bunsen 1
buah
c.
Gelas
kimia 50 mL 3
buah
d.
Penjepit
1
buah
e.
Pipet
6
buah
f.
Rak
tabung reaksi 1
buah
g.
Tabung
reaksi 6
buah
2.
Bahan
a.
Amilum
(C6H12O6)
b.
Aquadest
(H2O)
c.
Kertas
saring
d.
Larutan
KI 10 %
e.
Larutan
AgNO3 0,05 M
f.
Larutan
Pb (NO3)2 0,05 M
g.
Larutan
NaCl 0,05 M
h.
Larutan
NaBr 0,05 M
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah
:
1.
Uji
halogen bebas
a.
Merendam
kertas saring dalam larutan fluoresein.
b.
Mengeringkan
kertas saring fluoresein tersebut.
c.
Meneteskan
larutan NaBr dan KI pada rendaman kertas saring.
d.
Mengamati
perubahan warna yang terjadi pada kertas saring tersebut.
2.
Uji
garam halida
a.
Memipet
NaCl, NaBr dan KI sebanyak 1 mL ke dalam 2 buah tabung reaksi
b.
Menambahkan
AgNO3 dan Pb(NO3)2 beberapa tetes pada
masing-masing tabung reaksi.
c.
Memanaskan
larutan yang ditetesi dengan Pb(NO3)2 dan NaCl.
d.
Mengamati
perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
tabel
uji halogen bebas
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
||
1
|
Fluoresein +
NaBr
|
Kuning
|
||
2
|
Amilum + NaBr
|
Tak berwarna
|
||
3
|
Fluoresein +
KI
|
Kuning
|
||
4
|
Amilum + KI
|
|
||
5
|
Fluoresein +
NaBr + NaCl
|
Kuning
|
||
6
|
Amilum + NaCl
|
Tak berwarna
|
2.
tabel
uji garam halida
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
NaCl + AgNO3
|
Putih susu
|
2
|
NaCl + Pb (NO3)2 → dipanaskan
|
Keruh → jernih
|
3
|
NaBr + AgNO3
|
Putih +
endapan coklat
|
4
|
NaBr + Pb(NO3)2
|
Bening
|
5
|
KI + AgNO3
|
Puitih
kehijauan + endapan putih
|
6
|
KI + Pb(NO3)2
|
Larutan kuning
+ endapan kuning
|
B.
Reaksi
1. NaCl
+ AgNO3 AgCl + NaNO3
2. 2NaCl
+ Pb(NO3)2 PbCl2+ 2NaNO3
3. NaBr
+ AgNO3 AgBr + NaNO3
4.
2NaBr
+ Pb(NO3)2
PbBr2 + NaNO3
5.
|
6. 2KI
+ Pb(NO3)2
PbI2 + 2KNO3
C.
Pembahasan
Halogen
merupakan golongan VIIA pada unsur
periodik yang terdiri dari F, Cl, Br, I dan At. Bahan yang digunakan sebagai
sampel adalah (KI) 10%, (NaBr) 0,05 M, (NaCl) 0,05 M, larutan fluoresein dan
larutan fluorosein KBr. Pada uji halogen bebas digunakan kertas Fluoresein dan
kertas Fluoresein KBr sebagai penguji. Sebelum menguji KI dan NaBr kertas
fluoresein dibuat dengan cara mencelupkan kertas saring pada larutan fluoresein
yang berwarna kuning kemudian dikeringkan, hal ini dilakukan pula kertas pada fluorosein KBr dimana kertas saring
dicelupkan pada larutan KBr yang berwana kuning orange kemudian dikeringkan.
Perbedaan kedua kertas tersebut ialah kertas fluoresein lebih spesifik dalam
pengujian Br2 dan I2 sedangkan pada fluorosein KBr lebih
spesik dalam pengujian Cl2. Setelah kedua kertas kering, barulah
pengujian dilakukan yaitu pertama kertas fluoresein ditotolkan dengan larutan
KI 10% menghasilkan bercak kuning pada kertas, kemudian ditotolkan dengan
larutan NaBr 0,05 M menghasilkan bercak kuning pada kertas. Pada fluoresein KBr
larutan KI 10% yang ditotolkan menghasilkan bercak warna kuning pada kertas dan
menghasilkan bercak warna tak berwarna pada saat larutan NaBr ditotolkan. Dari
hasil warna bercak yang ditimbulkan menandakan bahwa tidak terdapat senyawa halogen
pada larutan yang diuji. Begitu pula halnya pada uji amilum, kertas fluoresein
tersebut tidak berwarna. Hasil yang diperoleh dari uji halogen bebas tidak sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa larutan yang mengandung Iodin (I2)
akan menimbulkan bercak merah muda pada kertas saring dan adanya Bromin (Br2)
ditandai dengan terbentuknya bercak hijau pada kertas fluoresen sedangkan pada
kertas fluoresein-KBr akan terbentuk bercak biru pada kertas saring jika
terdapat Iodin (I2) dan Bromin (Br2) pada suatu larutan. Hal
tersebut terjadi karena pengaruh dari larutan atau zat yang digunakan pada
percobaan ini sudah lama dibuat dan tersimpan dalam botol sehingga menyebabkan
kandungan dari zat tersebut sudah hilang dan menyebabkan tidak terjadi
perubahan warna pada saat dilakukan percobaan tersebut.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
dari percobaan ini adalah
1.
B
r₂
berwujud cair dan berwarna merah coklat dan I₂ berwujud padat dan
berwarna ungu hitam.
2.
Pada
uji fluoresein dan amilum tidak ditemukan adanya halogen bebas.
3.
Halogen
dapat membentuk senyawa garam halida.
B. Saran
Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya pada
percobaan selanjutnya mengamati sifaf fisik dan kimia semua unsur yang ada pada
golongan halogen agar dapat diketahui perbedaannya.
DAFTAR PUSTAKA
“Halogen”.
http://wikipedia.org/ 4 Juni 2012
Saito,
Taro. Halogen dan Halida. http// www.
Chem.-is-try. Com/ 4 Juni 2012
Sam. Halogen. http://samadaranta.worpress.com/ 4
Juni 2012
Sugiyarto, Kristian H. Kimia
Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010
Svehla, G. Analisis
Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta: Kalman Media Pustaka 1985
No comments:
Post a Comment