BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul
berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk
memisahkan komponen berupa molekul yang berada pada larutan. Molekul yang
terlarut dalam fase gerak akan melewati kolom yang merupakan fase diam.
Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak
lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul
dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Setelah komponen terelusi dari kolom,
komponen tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan detektor atau dapat
dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut (Anonim, 2012).
Kromatografi
pertukaran ion biasa digunakan untuk pemurnian materi biologis seperti asam amino,
peptida,
protein.
Metode ini dapat dilakukan dalam dua tipe, yaitu dalam kolom maupun ruang datar
(planar). Terdapat dua tipe pertukaran ion, yaitu pertukaran kation dan
pertukaran anion.
Pada pertukaran kation, fase stasioner bermuatan negatif
sedangkan pada
pertukaran anion, fase stasioner bermuatan positif. Molekul bermuatan
yang berada pada fase cair akan melewati kolom. Jika muatan pada molekul sama
dengan kolom, maka molekul tersebut akan terelusi. Namun jika muatan pada
molekul tidak sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan membentuk ikatan ionik
dengan kolom. Untuk mengelusi molekul yang menempel pada kolom diperlukan
penambahan larutan dengan pH
dan kekuatan ionik tertentu. Pemisahan dengan metode ini sangat selektif
karena biaya untuk
menjalankan metode ini murah serta kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa
digunakan pada awal proses keseluruhan (Anonim,
2012)
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari percobaan ini adalah:
1.
Bagaimana
cara mengetahui teknik pemisahan kromatografi kolom ?
2.
Berapa
kapasitas resin (C) pada percobaan ini ?
C.
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah:
1.
Mengetahui
teknik pemisahan kimia dengan cara kromatografi kolom.
2.
Menghitung
kapasitas resin dari sampel yang digunakan pada percobaan ini.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kromatografi partisi cair-cair, suatu pemisahan
dipengaruhi oleh distribusi sampel antara fase cair diam dan fase cair bergerak
dengan membatasi kemampuan pencampuran. Jika suatu zat terlarut dikocok dalam
sistem dua pelarut yang tidak bercampur atau saling melarutkan maka zat
terlarut akan terdistribusi di antara kedua fase (Khopkar, 2008, hal: 155).
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom
sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi
suatu kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair, ukuran
kolom tergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum
perbandingan panjang dan diameter kolom sekitar 8:1 sedangkan daya penyerapnya
adlah 25-30 kali berat bahan yang akan dipisahkan. Teknik banyak digunakan
dalam pemisahan senyawa-senyawa organic dan konstituen-konstituen yang sukar
menguap sedangkan untuk pemisahan jenis logan-logam atau senyawa anorganik
jarang dipakai (Yazid, 2005, hal: 98).
Dalam proses kromatografi selalu
terdapat salah satu kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melarut dalam
cairan, melekat pada permukaan padatan halus, bereaksi secara kimia dan
terekslusi pada pori-pori fasa diam. Komponen yang dipisahkan harus larut dalam
fasa gerak dan harus mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan fasa diam
dengan cara melarut di dalamnya, teradsorpsi atau bereaksi secara kimia. Pemisahan
terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang menyusun suatu sampel. Hasil
pemisahan dapat digunakan untuk keperluan
analisis kualitatif, analisis kuantitatif dan pemurnian suatu senyawa.
Dalam beberapa hal metode pemisahan kromatografi mempunyai kemiripan dengan
metode pemisahan ekstraksi. Kedua metode ini sama-sama menggunakan dua fasa,
dimana fasa satu bergerak terhadap fasa lainnya, kesetimbangan solut selalu
terjadi di antara kedua fasa ( Alimin dkk, 2007, hal: 74-75).
Pemisahan kromatografi kolom
adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen campuran dengan afinitas
berbeda-beda terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom terabsorpsi
termasuk pada cara pemisahan cair padat, substrat padat bertindak sebagai fasa
diam yang sifafnya tidak larut dalam fasa cair, fasa bergeraknya adalah cairan
atau pelarut yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom. Pemisahan
bergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang antar muka diantara
butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan relatif komponen
pada fasa bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi
kompetisi untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses
dinamis. Keduanya secara bergantian tertahan beberapa saat di permukaan
adsorben dan masuk kembali pada fasa bergerak (Yazid, 2005, hal: 100).
Pada saat teradsorpsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh
aliran fasa bergerak yang ditambahkan secara kontinu, akibatnya hanya komponen
yang mempunyai afinitas lebih besar terhadap adsorben akan secara selektif
tertahan. Komponen afinitas paling kecil akan bergerak lebih cepat mengikuti
aliran pelarut. Pada kromatografi adsorpsi, besarnya koefisien distribusi sama
dengan konsentrasi zat terlarut pada fasa teradsorpsi dibagi konsentrasinya
pada fasa larutan. Ketergantungan jumlah zat terlarut yang teradsorpsi terhadap
konsentrasi zat terlarut dalam larutan dinyatakan dengan isoterm adsorpsi
Langmuir (Yazid, 2005, hal: 100).
Metode pemisahan kromatografi kolom
ini memerlukan bahan kimia yang cukup banyak sebagai fasa diam dan fasa
bergerak bergantung pada ukuran kolom gelas. Untuk melakukan pemisahan campuran
dengan metode kromatografi kolom diperlukan waktu yangcukup lama, bias
berjam-jam hanya untuk memisahkan satu campuran. Selain itu, hasil pemisahan
kurang jelas artinya kadang-kadang sukar mendapatkan pemisahan secara sempurna
karena pita komponen yang satu bertumpang tindih dengan komponen lainnya.
Masalah waktu yang lama disebabkan laju alir fasa gerak hanya dipengaruhi oleh
gaya gravitasi bumi, ukuran diameter partikel yang cukup besar membuat luas
permukaan fasa diam relative kecil sehingga tempat untuk berinteraksi antara
komponen-komponen dengan fasa diam menjadi terbatas. Apabila ukuran diameter
partikel diperkecil supaya luas permukaan fasa diam bertambah menyebabkan
semakin lambatnya aliran fasa gerak atau fasa gerak tidak mengalir sama sekali.
Selain itu fasa diam yang sudah terpakai tidak dapat digunakan lagi untuk
pemisahan campuran yang lain karena sukar meregenerasi fasa diam (Hendayana,
2006, hal: 2-3).
Untuk memisahkan campuran, kolom yang telah dipilih sesuai
campuran diisi dengan bahan penyerap seperti alumina dalam keadaan kering atau
dibuat seperti bubur dengan pelarut. Pengisian dilakukan dengan bantuan batang
pengaduk untuk memanfaatkan adsorben dan gelas wool pada dasar kolom. Pengisian
harus dilakukan secara hat-hati dan sepadat mungkin agar rata sehingga
terhindar dari gelembung-gelembung udara, untuk membantu homogenitas biasanya
kolom setelah diisi divibrasi diketok-ketok. Sejumlah cuplikan yang dilarutkan
dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui sebelah atas kolom dan dibiarkan
mengalir ke dalam adsorben. Komponen-komponen dalam campuran diadsorpsi dari
larutan secara kuantitatif oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada
permukaan atas kolom. Dengan penambahan pelarut secara terus-menerus,
masing-masing komponen akan bergerak turun melalui kolom dan pada bagian atas
kolom akan terjadi kesetimbangan baru antara bahan penyerap, komponen campuran dan
eluen. Kesetimbangan dikatakan tetap apabila suatu komponen yang satu dengan
yang lainnya bergerak ke bagian bawah kolom dengan waktu atau kecepatan
berbeda-beda sehingga terjadi pemisahan (Yazid, 2005, hal: 200-2001).
a.
Dapat digunakan untuk sampel atau
konstituen yang sangat kecil.
b.
Cukup selektif terutama untuk
senyawa-senyawa organik multi komponen.
c.
Proses pemisahan dalam dilakukan
dalam waktu yang relatif singkat.
d.
Seringkali murah dan sederhana
karena umumnya tidak memerlukan alat yang mahal dan rumit.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Senin/22 Mei 2012
Pukul : 13.30 – 16. 30 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada percobaan ini adalah :
a.
Botol
fial 1
buah
b.
Botol
semprot 1
buah
c.
Bulp 1
buah
d.
Chamber 2
buah
e.
Gelas
kimia 400 mL 1
buah
f.
Penggaris 1
buah
g.
Penotol
sampel 1
buah
h.
Pensil 1
buah
i.
Pinset 1
buah
j.
Pipet
skala 5 mL 2
buah
2.
Bahan
Adapun bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a.
Aquadest
(H2O)
b.
Etanol
: kloroform (1:4, 1:1 dan 4:1)
c.
Lempeng
KLT
d.
Sampel
ekstraksi daun bayam
e.
Tissue
C.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
1.
Menyediakan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Membuat
pelarut dengan campuran etanol-kloroform dengan perbandingan 1:4, 1:1 dan 4:1.
3.
Memasukkan
pelarut ke dalam chamber (misalnya pelarut dengan perbandingan 1:4) kemudian di
kocok hingga pelarut homogen.
4.
Menyiapkan
lempeng KLT, kemudian memberi tanda berupa garis sepanjang plat dengan
menggunakan pensil.
5.
Menotol
sampel bayam hasil ekstraksi pada garis yang telah dibuat pada lempeng KLT tersebut.
6.
Meletakkan
plat KLT ke dalam chamber yang berisi larutan dengan posisi plat yang telah
ditetesi dengan sampel berada di bawah.
7.
Mendiamkan
beberapa saat dan mengamati perubahan warna dan noda yang terjadi pada plat
tersebut.
8.
Menghitung
Rf dari masing-masing plat dengan perbandingan pelarut yang berbeda.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Tabel
Pengamatan
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan CHCl3 : CH3CH2OH
4 : 1 1 : 1 1 : 4
|
Rf
|
sampel
ekstraksi daun bayam
|
Hijau
Hijau
Kuning
Hijau
|
0,53
0,63
0,63
0,8
|
2.
Analisa
Data
a.
B. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Kromatografi
kolom merupakan teknik pemisahan kimia berdasarkan pertukaran ion anion dan ion
kation.
2.
Kapasitas
resin pada percobaan ini sebesar 6 x 10-5 gram.mol.
B.
Saran
Saran
dari percobaan ini sebaiknya untuk percobaan selanjutnya digunakan sampel
sampel air laut atau air sungai agar dapat diketahui perbandingan kapasitas
resin dari sampel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin
Press, 2007
Anonim. kromatografi. http//id. Wikipedia. Org/
8 Mei 2012
Anonim. Kromatografi Kolom. http//id. Wikipedia.
Org/ 8 Mei 2012
Anonim. Pemisahan Kromatografi. http//www. Chem.-is-try. Org/ 8 Mei 2012
Hendayana, Sumar. Kimia Pemisahan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006
Khopkar, S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta:
Erlangga, 2008
Yazid, Estien. Kimia Fisika Paramedis. Yogyakarta: Andi, 2005
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan
lengkap paktikum Dasar-dasar Pemisahan Kimia dengan judul
“ Kromatografi kolom “ disusun oleh :
Nama : Abdul Rahman Arif
NIM : 60500110002
Kelompok
: I (Satu)
telah
diperiksa dan dikonsultasikan oleh koordinator asisten/asisten dan dinyatakan
diterima.
Samata, Mei 2012
Koordinator
Asisten, Asisten,
(
Wahyuni S.Si )
( Ahmad Yani S.Si )
Mengetahui
Dosen
Penanggung Jawab
(
Dra. Sitti Chadijah M. Si )
Nip : 19680216 199903
2001
maaf.. materinya kromatografi kolom. koq prosedurnya kromatografi lapis tipis.. kan beda jauh.. ???
ReplyDeleteMaaf... Buku khopkar yang mana ya?
ReplyDeleteBukannya konsep dasar kimia analitik nya khopkar penerbit nya UI press? Kok Erlangga?